Rabu, 11 Juli 2007

Sinopsis I Love Lee Tae Ri episode 1





Geum Eun Dong seorang anak laki-laki berusia 14 tahun yang menghabiskan waktunya dengan bermain bersama teman-temannya. 

Episode ini dimulai dengan Eun Dong yang membantu temannya, Oh Daek menyatakan perasaannya pada salah seorang mahasiswi yang bernama Im Bora. Mereka menuliskan beberapa kalimat diatas kertas gambar. Oh Daek mengajaknya berkencan, jika ia setuju maka dia membuat bentuk hati dengan kedua tangannya diatas kepala. Hal itu membuat Bora malu, gurunya menyarankan agar menyetujuinya. Dan Bora mengikuti perintah gurunya dengan membuat bentuk hati sambil tersenyum manis.





Eun Dong pun tersenyum dan memikirkan wanita idamannya. Ketika sedang berlari kesebuah toko, Eun Dong melihat  sebuah poster di Cafe dan akhirnya menatap poster itu dari kejauhan. Dan secara tak sengaja, dia juga melihat seorang wanita yang mengenakan pakaian hitam. Waktu seakan berjalan lebih lambat, tapi kemudian temannya yang sudah lebih dulu datang menghampirinya yang tertinggal dibelakang. Kemudian sebuah truk lewat mengahalangi pandangannya dan akhirnya sang wanita juga menghilang dari tempat duduknya. Mereka pun melanjutkan perjalanan.


Eun Dong mengikuti perlombaan renang, dia memperoleh medali emas. Eun Dong melakukan beberapa gerakan dan gurunya juga membalas gerakan itu. Eun Dong senang begitu pula halnya dengan gurunya.


Di ruang ganti, salah seorang sahabat Eun Dong memberikan sesuatu kepada Eun Dong.
Eun Dong pergi ke sebuah toko, ia hendak mengambil cincin yang terbuat dari medali yang dimenangkannya di perlombaan renang. Meskipun sedikit kecewa karena cincinnya tidak sesuai dengan harapannya, tapi dia tetap mengambilnya. Keluar dari toko, dia harus berhadapan dengan tiga orang dewasa yang melihatnya keluar dari toko cincin.

Eun Dong dibawa ketempat sepi. Mereka menanyakan cincin yang dibeli Eun Dong, tapi dia tidak mengaku. Akhirnya Eun Dong mencoba kabur dengan mengalihkan perhatian mereka, tetapi gagal. Ketika hendak memukulnya, Eun Dong malah berpura-pura membersihkan sepatu salah satu dari mereka dan akhirnya kabur, tetapi tidak bisa. Mereka pun bertindak kasar, dia menjatuhkan Eun Dong membuat cincin terjatuh dari kotaknya. Mereka berlomba meraih cincin tersebut tapi pada akhirnya cincinnya jatuh ketangan pemiliknya sendiri. Eun Dong tidak melewatkan kesempatan ini, dia menelan cincinnya.



Ibu merasa cemas tentang pernikahan Eun Dong besok. Ibu kurang bahagia karena putra mereka akan menikah karena suatu perjanjian lagi pula Eun Dong masih terlalu kecil. Ibu lalu memukul ayah. Kakek datang. Dia menyuruh agar Seon Goo, ibunya Eun Dong tidak terlalu memikirkan pernikahan Eun Dong besok. Ibu tidak mendengarkan perkataan kakek dan malah menumbuk adonan semakin kuat dan membuat kakek takut kalau dia akan menjadi tempat pelampiasan emosi ibu. 

Eun Dong datang meminta sesuatu yang enak dimakan dan berminyak. Lalu ayah memberikan makanan pada Eun Dong. Dia lalu bertanya mengenai piala yang didapatkan Eun Dong. Eun Dong berbohong dan mengatakan kalau dia menyumbangkan pialanya untuk sekolah, ayah marah tetapi ibu malah memujinya karena telah menyumbangkan piala untuk sekolah. Dari pada capek melihat orang tuanya berkelahi, dia pun memilih untuk kembali ke kamarnya.



Eun Dong melihat barang pemberian temannya. Tiba-tiba ibu masuk dan dengan segera dia menyembunyikan barang dewasa itu. Eun Dong kesal karena Ibu tidak mengetuk pintu sebelum masuk, dia sudah dewasa sekarang. Ibu bertanya mengapa dia menduduki ember. Eun Dong menjawab kalau itu rahasia. Ibu menyinggung masalah pernikahan besok. Dia menanyakan apakah Eun Dong mencintai wanita itu. Eun Dong tidak menjawab dan menyuruh Ibu untuk keluar. Perutnya kesakitan sekarang.

Dengan sekuat tenaga, dia mengeluarkan isi perutnya dan tidak sia-sia hasil usahanya, cincinnya berhasil keluar dengan selamat. Eun Dong pun lega.


Nenek datang ke tempat latihan Ha Soon Shim. Nenek marah karen Soon Shim melupakan janjinya pada sang nenek. Soon Shim bmenjawab kalau dia punya jadwal penting hari ini, nenek tidak mau tahu. Nenek mengomentari pakaian Soon Shim yang kependekan dan menyuruhnya untuk mengikuti nenek. Soon Shim tidak mau dan membantah nenek. Nenek tetap memaksa dan malah menarik celana bagian belakangnya.


Suasana hati Eun Dong sangat baik karena dia akan menikah, tetapi berbeda dengan Soon Shim. Dia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 9 tepat. Soon Shim mendesah. 

Ketika hendak membungkuk, Soon Shim hampir terjatuh. Dengan sigap, ibu memegang tangannya. Semua orang yang melihatnya kaget. Ibu menasehatinya agar melakukannya dengan perlahan. Nenek menghampiri Soon Shim dan memarahinya karena dia terlihat buruk. 

Ada semangkok minuman keras yang menurut tradisi orang Korea apabila diminum oleh dua orang yang bertunangan maka mereka dianggap sudah menikah. Eun Dong bertanya kapan mereka bisa meminumnya. Nenek menjawab sebentar lagi. Dia menenangkan Eun Dong dengan berkata kalau dia sudah meminumnya, maka Soon Shim akan terfokus kepada Eun Dong (menjadi istrinya). 

Soon Shim menyarankan agar meminumnya lain kali. Maksudnya, Eun Dong masih kecil jadi tidak baik kalau dia meminum alkohol. Kakek pun menjawab pernyataan Soon Shim kalau itu bukanlah alkohol, kamu meminumnya untuk sebuah janji pernikahan. 


Ayah Eun Dong mengambil minumannya dan memberikannya kepada Eun Dong untuk diminum. Soon Shim menyuruh Eun Dong untuk tidak meminumnya, tapi apa daya, Eun Dong tetap meminumnya. Dia hanya bisa mendengus kesal. Setelah selesai meminumnya, Eun Dong tersenyum senang.


Ibu mengambil mangkuk yang sama dari ayah dan memberikannya kepada Soon Shim, tetapi ketika hendak meminumnya, ia malah terjatuh sambil memegang perutnya. Mangkuk yang terbuat dari tanah liat itu pun pecah karena tercampak dari tangan Soon Shim. Semua yang melihatnya kaget dan segera menghampiri Soon Shim yang masih berteriak karena perutnya. Soon Shim tersenyum senang karena pernikahannya batal. 


Soon Shim sekarang berada di sebuah ruangan. Semua orang terlihat cemas terutama nenek. Dia ingin menusuk ibu jarinya Soon Shim, tetapi tidak jadi karena dia berkata kalau sekarang dia sudah baikan. Soon Shim menyuruh agar semuanya keluar kecuali Eun Dong. Nenek mengiyakan dan malah mendukung karena ketika sakit, sebaiknya suami yang menjaga istrinya. Semua sudah keluar, sekarang tinggal Soon Shim dan Eun Dong yang berada di kamar.



Begitu semua keluarga sudah keluar, Eun Dong segera melepaskan kaus kaki Soon Shim dan memijitnya. Lalu secara tiba-tiba Soon Shim bangun dan malah menunjang dada Eun Dong. Dia juga melepaskan bulatan merah yang biasanya dipakai oleh orang korea ketika hendak menikah. Eun Dong sudah tahu kalau hal ini akan terjadi, dia memanggil ibunya. Soon Shim segera menutup mulut Eun Dong dan memohon kepada Eun Dong untuk menolongnya kali ini. Eun Dong tidak mau dan malah berteriak memanggil nenek dan untuk sekali lagi, Soon Shim menutup mulutnya. Soon Shim berkata kalau hari ini penting untuknya, dia akan memberikan ciuman di bibir. Eun Dong tersipu.


Eun Dong akhirnya mengantarkan Soon Shim menggunakan sepedanya. Soon Shim berterima kasih. Eun Dong berkata kalau mungkin ibunya akan membunuhnya nanti. Soon Shim menyuruhnya untuk mengayuh sepedanya lebih cepat lagi. Eun Dong tersipu karena Soon Shim memeluk pinggangnya. 


Sebuah stasiun televisi tengah mengabarkan berita. Yang pertama, Grup CLS mengumumkan penerus Presiden Lee Jung Soo. Yang kedua, seorang pengusaha cabang Eropa telah kembali.


Seorang wanita turun dari mobilnya. Kamera wartawan langsung memotretnya, tetapi para pengawal menutupnya dengan payung hitam dan menghalangi wartawan untuk mengambil gambar. Siapa yang turun dari mobil? Dia adalah Lee Tae Ri. Dia terbang secara diam-diam dari Milan, Italia. Dia adalah pemegang saham mayoritas di Grup CLS. Sebuah jam matahari (sundial) yang telah ada di Museum Milan selama 200 tahun telah tiba di Korea untuk restorasi. Ini menjadi cerita utama.


Restitutor yang dipilih adalah yang terbaik dan yang terkemuka. Tae Ri memegang bandul kalung miliknya. Dalam sebuah cerita terkait, yayasan museum budaya dianggap sebagai jantung grup tersebut. Tae Ri menyuruh salah satu pengawal untuk menyingkirkan payung yang menghalangi wartawan. 


Para pengawal pun menurunkan payungnya. Wartawan bingung. Tae Ri melepaskan kacamata hitamnya dan berbalik melihat wartawan. Wartawan yang kemudian sadar memotret Lee Tae Ri sebanyak mungkin. 


Akhirnya mereka berdua tiba. Tuan Kim datang dan mengatakan bagaimana dia bisa tidak dapat dihubungi padahal hari ini mereka ada siaran langsung. Dia bingung dengan pakaian yang dipakai Soon Shim. Soon Shim menjawab kalau pakaiannya sedang trend. Tuan Kim bertanya siapa yang ada bersama Soon Shim. Dia tidak menjawab dan malah pergi. Eun Dong pun meng 'kiss bye' Soon Shim.




Lee Tae Ri datang ke sebuah tempat yang sepertinya merupakan kantor tempat dia bekerja. Eun Dong ada ditempat dimana Tae Ri berada. Dia berada diantara kerumunan penggemarnya Tae Ri. Eun Dong bingung mengapa orang-orang itu berkumpul disitu. Dia pun mendekati kerumunan dan tepat pada saat itu, Tae Ri turun dari mobilnya dan para penggemarnya langsung menyerbunya. Eun Dong terjatuh karena fansnya, Tae Ri pun kaget karena banyak orang-orang yang berkerumun didekatnya. Dengan dijaga oleh pengawal, Tae Ri pergi begitu pula dengan fansnya. Tinggallah Eun Dong sendiri. Dia melihat bandul kalung milik Tae Ri yang kemungkinan jatuh pada saat kerumunan itu menyerbunya. Eun Dong tidak tahu itu milik siapa.



Tae Ri bertanya kepada sekretaris apakah di pembukaan nanti dia akan berpidato. Sekretaris menjawab iya dan seseorang sudah menuliskan naskah pidato untuknya. Tae Ri bertanya siapa dia. Sekretaris menjawab seorang dari bagian administrasi yang menulisnya. Tae Ri menyuruh sekretaris untuk menghubunginya. 



Choi Seung Jae masuk ke ruangan Tae Ri. Tae Ri terkejut begitu melihatnya. Tae Ri bertanya apakah dia yang menulis naskah pidatonya? Seung Jae membenarkan, dia tidak berpikir kalau naskah akan digunakan oleh Tae Ri untuk pidato pembukaan. Seung Jae sekarang bekerja di museum Dae Dong. Dia merasa kalau dia harus melakukan sesuatu untuk Tae Ri. Dia ingin menyapa Tae Ri, tapi tidak ada kesempatan. 


Tae Ri bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Seung Jae. Tae Ri berkata, "Kau lalat, benarkan? Kau pergi kemana saja, kau makan apapun, dan kau tidak melakukan apapun selain membuat keributan. Itukah caramu untuk hidup? Batalkan acara pembukaannya." Seung Jae menolak. "Tae Ri kembali, berhenti bermain-main. Sebagai pemilik museum, kau harus bertemu dengan masyarakat umum dulu. Amarah, benci, dan muak kepadaku harus disisihkan untuk kepentingan anda. (sebenarnya yang diucapkan hate, loathing, and detest tapi karena artinya sama saja dengan benci, jijik) Kamu adalah prioritas utama." ujar Seung Jae. 


"Ada waktu ketika kau menghilang. Dan sekarang kau kembali dan mencemaskanku? Kenapa? Apakah berbeda karena sekarang aku seorang ahli waris?" Tae Ri membalas. Dia menyobekkan kertas naskahnya. Dia melanjutkan "Ini prioritas utamaku, membuangmu. Juga, apapun yang ingin kukatakan, akan kutulis sendiri. Sekarang pergi batalkan pembukaannya. Choi Seung Jae, daripada berdengung di sekitarku, pergilah ke Grup CLS.  Akan ada sesuatu yang lebih untuk kau makan disana."


Seung Jae diluar ruangan Tae Ri terlihat sedang menelpon seseorang.






Tae Ri masuk ke tempat dimana sundial (jam matahari) berada. Raut wajahnya menggambarkan kesedihan. Kita kembali ke masa lalu dimana Tae Ri dan Seung Jae masih bersama. Mereka terlihat sedang menonton sebuah film romantis. Tae Ri bersandar di bahu Seung Jae. Kembali ke masa kini. Tae Ri menyadari kalau bandul kalung miliknya hilang. 


Seung Jae datang ke tempat Soon Shim berada. Ada seorang wanita yang menyembunyikan wajahnya ketika Seung Jae datang, dia adalah gadis yang sedang duduk sendirian. Seung Jae ingin agar Apple Heads tampil terlebih dahulu. Soon Shim protes. Menurutnya itu keterlaluan karena mengganti jadwal acara di hari mereka akan tampil secara langsung. Seung Jae beralasan kalau bagian pembukaan harus yang 'wow'. Seharusnya Seung Jae harus berkonsultasi dengan Soon Shim dulu karena dia merupakan ketuanya. Dia pun berjalan keluar ruangan disusul oleh Seung Jae. 




Eun Dong sekarang ada di kamar mandi. Dia terlihat sedang mempersiapkan dirinya untuk dicium oleh Soon Shim. Dia mencium bau mulutnya lalu mengambil pasta gigi yang kebetulan ada disana. Dia lalu menekan pasta gigi terlalu kuat, akhirnya malah keluar secara berlebih dan mengotori celananya. Lalu membersihkannya, dia pun melihat bandul kalungnya dan meletakkannya diatas meja tetapi segera diambil lalu membersihkan celananya. 


Eun Dong keluar dari kamar mandi dan bersenggolan dengan seseorang. Dia melihat Soon Shim lewat di hadapannya dan di susul oleh seorang pria. Dia mengikuti mereka. 




Soon Shim bertanya apa yang salah hari ini? Mengapa dia ingin mengganti jadwalnya? Seung Jae tidak ingin mengatakan sesuatu, jadi kembalilah. Seung Jae berbalik, tetapi Soon Shim menari tangannya lalu menciumnya. Seung Jae mendorongnya dan bertanya apa yang dilakukannya? Soon Shim dengan santai menjawab ciuman pertama Apple Heads. Eun Dong merasa terluka. Seung Jae mengingatkan Soon Shim kalau mereka sekarang sedang berada dikantor. Soon Shim menjawab kalau hari ke-100 mereka bersama lebih berharga. Seung Jae menyuruhnya untuk berhenti. Dia marah dan malah ingin pergi. 


Soon Shim : "Aku akan mengundurkan diri. Aku tidak bercanda, mengundurkan diri dan memulai hidup normal denganmu. Seumur hidup aku hanya ingin menjadi penyanyi, tetapi berubah setelah aku bertemu denganmu. Jika aku bersungguh-sungguh, tidakkah kau tersentuh?"


Seung Jae: "Aku tidak tersentuh. Kupikir kita harus berhenti memperhatikan satu sama lain. As heart, you have so many people who love you."


Seung Jae meremehkan Soon Shim. Dia tidak ingin menjalin hubungan yang serius dengan Soon Shim. Eun Dong semakin terluka. Soon Shim pergi, Eun Dong menyusulnya. Eun Dong melihat Soon Shim di ujung lorong, dia berlari kemudian kehilangan jejaknya.



Eun Dong yang kehilangan jejak Soon Shim malah nyasar masuk ke ruangan tempat sundial berada. Di depannya ada seorang wanita, Tae Ri. Pandangan matanya buram. Eun Dong yang mengira kalau itu adalah Soon Shim langsung memeluknya dari belakang. Hal ini membuat Tae Ri kaget. Eun Dong menyuruhnya untuk tidak menangis dan jangan bersedih karena Soon Shim adalah wanitanya. 


Kita menuju ke Soon Shim. Dia melihat kebawah, melihat penggemarnya yang berkumpul. 


Tae Ri berbalik dan melihat seorang anak kecil memeluknya. Eun Dong kaget begitu mengetahui kalau wanita yang di peluknya bukanlah Soon Shim melainkan Tae Ri. Eun Dong minta maaf. Tae Ri melihat penampilan Eun Dong terlihat seperti bocah nakal. Eun Dong menyangkal. Tae Ri bertanya bagaimana dia bisa sampai disini? Inikan ruangan terlarang. Eun Dong tidak tahu kalau tempat itu merupakan area terlarang. 


Tae Ri : Apa kau menangis? Tidak ada sesuatu di museum yang mampu membuat orang bersedih atau tersentuh apalagi menangis. Katakan padaku. Apakah museumnya membuatmu menangis?
Eun Dong : Tidak
Tae Ri : Lalu apa?
Eun Dong : Aku punya pengalaman buruk. Aku sedih, orang yang kusukai tidak menyukaiku. Aku merasa seperti orang yang paling menyedihkan didunia ini. 
Tae Ri: Berapa usiamu?
Eun Dong: 14 tahun.
Tae Ri : Mamma mia! Kau terlalu dewasa untuk anak seusiamu. Sebagai anak 14 tahun, kau seharusnya tidak merasakan kesedihan seperti ini. Yang paling penting untukmu saat ini adalah belajar, untukmu masa depanmu. (kelanjutan apa yang dikatakan tae ri saya tidak tahu lagi karena yang dikatakannya tidak dapat saya terjemahkan menggunakan pikiran bahkan google translate saja berbeda pengertiannya dengan maksud tae ri. Intinya Tae Ri tidak ingin melihat Eun Dong bersedih.)
Eun Dong: Meskipun aku masih 14 tahun, hatiku bisa dag dig dug (race). Aku bisa bersedih, terluka, dan marah. Ketika aku memikirkan orang itu, my heart chirps like there's cricket inside of me. Bagaimana aku bisa mengabaikannya? Goodbye.
Tae Ri : Just be happy. Memiliki penyesalan adalah hal yang tersulit dalam hidup.


[200th Commemoration Concert for the return of the Double Eclipse]
Didalam gedung konser sangat ramai. Kita menuju kebelakang panggung. Soon Shim belum juga datang, mereka panik . Tidak ada yang tahu dimana Soon Shim berada. 




Bulan bergeser dan sekarang ada disalah satu lingkaran matahari. Tiba-tiba lingkaran tersebut berwarna merah. Langit menjadi gelap ditutupi oleh awan.



Listrik padam. Semua dalam keadaan gelap, tidak ada cahaya. Tiba-tiba bulan yang ada di lingkaran matahari berpindah tempat. 


Seung Jae dan beberapa pengawal tidak menemukan Tae Ri. Mereka pun berpencar.



Tae Ri takut gelap. Eun Dong menyuruhnya untuk memegang tangannya. Jeruji besi turun secara perlahan membuat Tae Ri semakin takut dan akhirnya memeluk Eun Dong. Sundial mengeluarkan cahaya yang sangat terang, Eun Dong melihatnya tetapi sepertinya Tae Ri tidak. Langit gelap seakan pergi kembali dan lampu pun menyala.


Tae Ri melepaskan pelukannya. Eun Dong lalu jongkok untuk membersihkan pakaian bagian bawah Tae Ri yang terkena pasta gigi sewaktu mereka berpelukan. Tae Ri terkejut. Seung Jae datang dan membuka jeruji besi. Eun Dong menampakan tatapan tidak suka atas kehadiran Seung Jae. Seung Jae bertanya kepada Eun Dong apakah dia tidak melihat tanda dilarang masuk? Eun Dong menjawab tidak dengan ketus. Seung Jae menyuruh salah satu pengawal untuk membawa dan mengidentifikasi Eun Dong. Tae Ri mencegahnya. 
Tae Ri: "Museum ini dapat memberikan inspirasi harapan dan mimpi setiap anak. Apa kau pergi terlalu jauh untuk mengatakan itu tidak dapat terjadi ketika dia bersamaku, Mr. Choi?" 
Seung Jae: "Kewajiban utama saya adalah untuk museum ini. Saya tidak akan membiarkannya merusak artefak-artefak yang bahkan belum dibuka untuk umum." 
Tae Ri: "Tidak ada kerusakan. Pada kenyataannya, dia melindungiku. Jadi berhentilah bersikap gegabah dan mundur."
Seung Jae mundur, Eun Dong tersenyum kecil. Tae Ri memberi kartu namanya. Eun Dong akhirnya tahu nama gadis yang dipeluknya tadi, Lee Tae Ri. Orang tuanya membuatnya sewaktu di Italy.
Tae Ri: "Aku tidak akan memberikan hatiku pada sembarang orang, jadi jika kau penah mengunjungiku, aku berjanji akan mengingatmu. Hidup adalah pertemuan dan cinta adalah perjanjian. Hiduplah dengan kata-kata itu dan ukirlah di hatimu. Niscaya, kau akan menjadi seorang pria yang baik. Kau tidak akan menyakiti wanita, dan kau akan tahu cara melindungi mereka."

Benar seperti dugaan Eun Dong ibunya marah dan hendak memukulinya menggunakan sapu. Eun Dong malah lari dan akhirnya mereka kejar-kejaran. Ayah yang ingin melindungi Eun Dong malah ikut dipukuli ibu. Eun Dong meminta maaf. Ibu menyebut Soon Shim devil girl karena telah mempengaruhi putranya untuk melakukan hal yang tidak baik. Eun Dong menyangkal, Soon Shim itu gadis yang baik. 

Ayah menghampiri Eun Dong yang duduk sambil melamun sendirian. Ayah menyuruh Eun Dong untuk mengantarkan amplop yang sepertinya berisi uang dan juga kimchi lobak kepada pelatih dan juga meminta maaf karena terlambat mengirimnya.

Eun Dong mengayuh sepedanya, dia teringat masa ketika dia membonceng Soon Shim. Hwang Min Gook (pelatih renang Eun Dong) sedang menonton konser dimana Girl Band Soon Shim sedang tampil dan juga memakan ramen & kimchi. Min Gook segera mematikan tvnya begitu melihat Eun Dong datang. Eun Dong memberikan amplopnya dan juga kimchi lobaknya. Min Gook segera bersemangat. Dia memuji kimchi yang kelihatan cantik dan bentuk lobaknya yang seksi. Dia berharap bayarannya adalah sekotak kimchi buatan ibunya Eun Dong, tapi Eun Dong tahu kondisinya yang kurang. 



Mereka berdua pun meminum minuman di dekat kolam renang. Min Gook meminum minuman kaleng dan Eun Dong meminum sekotak susu. Eun Dong melihat kearah kolam renang dan teringat ciuman Soon Shim dan Seung Jae. Dia meremas kotak susunya. Eun Dong bertanya apa yang harus dilakukannya ketika dia melihat wanitanya mencium pria lain di hadapannya. Min Gook menjawab bunuh saja mereka berdua. Eun Dong merasa sedih dan tidak tahu harus berbuat apa. Ia hanya bisa melihat dan mengatakan kalau dia begitu bodoh. Min Gook pernah memberikan pacarnya tas dan sepatu, ia melihat hal yang sama dengan Eun Dong. Setelah melihatnya, ia pun mengambil kembali tas dan sepatunya. Eun Dong merasa sangat malu pada dirinya sendiri sampai dia ingin lenyap. Guru menyuruh Eun Dong untuk melupakan hal itu. 


Eun Dong pergi ke dekat cermin dan berdiri dengan tangannya. Min Gook bertanya apa yang dilakukannya, ia menjawab air matanya ingin keluar. Setiap orang bisa mengeluarkan emosinya. Jika ingin mempunyai sesuatu untuk dikatakan, berjuanglah. Jika kau ingin menangis, menangislah. Eun Dong ingin menangis, jika ia menangis maka ia akan mengeluarkan semuanya bahkan lebih.


Min Gook mengambil handphone dan mengatakan untuk membuat sebuah keinginan atau hanya membiarkan semuanya disini. Ini tidak pasti, tapi karena harimu buruk, mungkin seseorang akan mendengarkan keinginanmu. Min Gook pun pergi dan Eun Dong mengambil handphone nya. Eun Dong pun make a wish, dia ingin melindungi kekasihnya. Di ponsel pun tertulis Harapanmu telah diterima. Bulan dan matahari telah menerimanya. Hal itu akan terwujud. Eun Dong merasa hal itu tidak berpengaruh, dia pun meletakkan hpnya dengan sembarangan lalu pergi. Tiba-tiba muncul tulisan di layar jika kau membuat harapan lain yang ingin dicapai, kau akan kehilangan hal yang paling berharga di hidupmu. 



Bulan sabit di jam matahari bergerak lagi. Tae Ri mengunjungi abu kakeknya. Ia meminta maaf karena terlambat datang. Di hari ketika kakek meninggal, ia ingin mengucapkan selamat tinggal secara baik-baik. Ia ingin ada di pemakaman, tetapi ada banyak orang. Tae Ri tidak punya kenangan di Korea sejak berumur 14 tahun. Dia merasa dunia begitu gelap. Di hari itu, dia pun pergi ke toko es krim untuk memakan es krim yang dulu pernah dimakan mereka berdua. Tae Ri memiliki satu keinginan. Dia ingin mempunyai teman, seseorang yang akan memegang tangannya dengan hangat, teman sesungguhnya. Tae Ri mengingat ketika ia memeluk Eun Dong. Tae Ri bertanya mengapa dia seorang anak kecil? Tae Ri pun pergi dan mencium secara tidak langsung kaca tempat abu kakeknya berada. 




Pada waktu subuh, Eun Dong membungkuk seperti menghormat. Ia pergi menemui Soon Shim. Soon Shim langsung menanyakan maksud dan tujuan Eun Dong karena dia ada syuting. Eun Dong bertanya apa ada yang ingin dikatakan Soon Shim? Soon Shim menjawab tidak. Eun Dong akan pergi ke Australian untuk mewakili sekolahnya dalam sebuah perlombaan dan akan ada pelatihan. Soon Shim mengatakan semoga perjalanannya bagus. Eun Dong bertanya bagaimana dia bisa melakukan itu padanya. Soon Shim pun menduga dia membahas kesepakatan mereka. Dia pun berdiri dan mencubit pipi Eun Dong.



Tapi Eun Dong melakukan perlawanan dan menahannya. Eun Dong mencengkram kedua pergelangan tangan Soon Shim. Soon Shim menyuruhnya untuk melepaskannya, dia pun melakukannya. Eun Dong bertanya, "Mengapa kau setuju untuk menikah denganku? Jika kau pergi mengabaikanku seperti ini, lalu kenapa kau setuju untuk menikah denganku?" Soon Shim menjawab, "Eun Dong, aku lelah dan suasana hatiku buruk. Jadi berhentilah bermain dan pergi. Ketika kau kembali dari pelatihan, aku akan membelimu sebuah game konsol dan beberapa senapan." Eun Dong berkata, "Hey, Ha Soon Shim. Aku pergi untuk menjadi Park Tae Hwan (salah satu perenang Korea). Jadi kau lebih baik menungguku." Eun Dong menyuruhnya untuk menunggunya, tetapi Soon Shim tidak mau. Soon Shim lalu memberikan uang untuk membeli makanan selama ia menunggu kereta api. 

Min Gook melihat Eun Dong dan bertanya apa yang ingin dilakukannya? Eun Dong menjawab kalau dia ingin memecahkan rekor sekali lagi sebelum ia pergi. Min Gook "Hey, Eun Dong, jika orang tiba-tiba berubah, maka kehidupan mereka menjadi melelahkan."


Bulan sabit kembali kelingkaran yang kemarin. Min Gook bingung mengapa Eun Dong semakin cepat berenang. Min Gook semakin heran begitu melihat sosok tubuh yang menurutku wow keluar dari kolam renang. Eun Dong membalikkan tubuhnya dan bertanya berapa kecepatannya. Min Gook terkaget-kaget dan akhirnya pingsan alias ambruk. Eun Dong pun melihat celana dalamnya yang robek dan mengapung diatas air.



Dia semakin terkejut begitu melihat tubuhnya yang ada didepan cermin. Dia terduduk lemas dan memandang sekilas kebawah lalu memegang wajah dan tubuhnya sambil menatap ke cermin. Untuk membuktikan apakah dia bermimpi atau tidak, dia memukul pipinya.

Eun Dong mengambil handuk berwarna merah jambu yang ada di kursi. Lalu dia mendekati pelatih dan berusaha membangunkannya. Pelatih tersadar dan dalam keadaan shock dia bertanya siapa dia? Dia pun menjawab kalau dirinya adalah Eun Dong. Pelatih mengambil botol minuman dan menyiram air kewajahnya, ternyata itu bukan mimpi. Dia meminta tolong dan semakin menjauh, tetapi Eun Dong menarik kakinya dan berkata kalau dia memang Eun Dong. 

Pelatih masih tidak percaya dan bertanya apa yang dilakukannya kepada Eun Dong? Pelatih ingin memukul Eun Dong, tapi ia langsung memelintir tangan pelatih, dia terkejut karena hal itu tentulah hanya reflek untuk melindungi dirinya. Pelatih memohon untuk membebaskannya. 

Eun Dong berjalan dan mengatakan kalau tadi pelatih melihatnya berenang lalu hal itu terjadi. Dia pun berjalan kearah pelatih dan mengangkat kedua tangannya dan tarraa .. Handuk terlepas dan dia dalam keadaan telanjang bulat (untung di sensor). Eun Dong berada tepat didepan pelatih dan akhirnya dia berteriak lalu pergi.

TBC episode 2


Source : http://k-dramarecap.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar